Kamis, 18 April 2019
HELM BIOKOMPOSIT
Pengembangan produk Biocomposite dimulai pada tahun 2012 dengan menggunakan sumber daya alam rotan. Hal tersebut bertujuan untuk memberdayakan rotan di Indonesia sehingga meningkatkan kesejahteraan petani rotan dan hilirirasi industri rotan lebih beragam, bukan hanya furniture saja Biokomposite berpengaruh serat tandan kosong kelapa sawit, memiliki kekuatan unggul dan mampu menahan energi tumbuhan, dan dapat diaplikasikan menjadi diversifikasi produk berupa helm Biokomposite ramah lingkungan, diuji SNI dan mendapatkan hasil yang sangat baik.
Perkembangan jejaring GC Helmet melibatkan beberapa pihak, mulai dari universitas, pemerintahan, dan industri. PT AHM memiliki peran dalam pemberian ide, selanjutnya, tahap akses sebagai sumber daya melibatkan pihak pemerintah yaitu Badan Tenaga Nuklir Nasional (batan) yang menjalin kerjasama dengan Depertement Fisiki IPB dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) untuk pengujian produk. Sumbed daya yang dibutuhkan dalam pengembangan produk yang melipiti pendanan berasal dari Kementria, Keuangan RI dan Penelitian dan Pengamdia Kepada Masyarakat (LPPM) IPB.
Kepadatan Jejaring
Kepadatan jejaring pada inovasi GC Helmet mengalami penurunan dari tahap pengenalan peluang ke tahap akses terhadap sumber daya. Namun, pada tahap legitimasi kepadatan jejaring kembali meningkat. Kontak yang dilakukan pada proses komersialisasi inovasi sebagian besar merupakan kontak baru sehingga kemungkinan antar kontak mengenal cukup kecil.
Kekuatan Jejaring
Kekuatan jejaring pada inovasi GC Helmet mengalami penurunan dari tahap pengenalan peluang ke akses terhadap sumber daya. Pada tahap sumber daya, kekuatan jejaring beragam dari kontak yang memiliki hubungan lemah sampai kontak yang memiliki hubungan kuat.
Peran Aktor Universitas
Peran aktor universitas mempengaruhi jejaring GC Helmet. Aktor universitas yang terlibat peran aktif :
Perkembangan jejaring GC Helmet melibatkan beberapa pihak, mulai dari universitas, pemerintahan, dan industri. PT AHM memiliki peran dalam pemberian ide, selanjutnya, tahap akses sebagai sumber daya melibatkan pihak pemerintah yaitu Badan Tenaga Nuklir Nasional (batan) yang menjalin kerjasama dengan Depertement Fisiki IPB dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) untuk pengujian produk. Sumbed daya yang dibutuhkan dalam pengembangan produk yang melipiti pendanan berasal dari Kementria, Keuangan RI dan Penelitian dan Pengamdia Kepada Masyarakat (LPPM) IPB.
Kepadatan Jejaring
Kepadatan jejaring pada inovasi GC Helmet mengalami penurunan dari tahap pengenalan peluang ke tahap akses terhadap sumber daya. Namun, pada tahap legitimasi kepadatan jejaring kembali meningkat. Kontak yang dilakukan pada proses komersialisasi inovasi sebagian besar merupakan kontak baru sehingga kemungkinan antar kontak mengenal cukup kecil.
Kekuatan Jejaring
Kekuatan jejaring pada inovasi GC Helmet mengalami penurunan dari tahap pengenalan peluang ke akses terhadap sumber daya. Pada tahap sumber daya, kekuatan jejaring beragam dari kontak yang memiliki hubungan lemah sampai kontak yang memiliki hubungan kuat.
Peran Aktor Universitas
Peran aktor universitas mempengaruhi jejaring GC Helmet. Aktor universitas yang terlibat peran aktif :
- Inovator melakukan penelitian bersama mahasiswa S1 dan S2.
- Inovator mendapatkan kontak di Industri melalui penelitian sebelumnya
- Inovator mendapatkan kontak untuk PT KDP dan PT MUB melalui referral.
